List Perlengkapan Standar Bergiat Di Alam Terbuka

Setiap rencana perjalanan baik ke alam maupun ke tempat tertentu, tentulah kita harus mempersiapkan segala sesuatunya. Selain fisik yang sehat, juga perlengkapan yang merupakan hal utama dalam melakukan setiap perjalanan. Nah, jika kalian ingin melakukan perjalanan bergiat di alam terbuka ataupun ingin mengikuti pendidikan dasar yang menggunakan media Alam. Sediakanlah perlengkapan yang standar baik pribadi atau perlengkapan tim kamu. Berikut ini saya berikan list perlengkapannya agar perjalananmu lebih safety.  Ingat, bergiat di Alam tanamkan prinsip sediakan payung sebelum hujan. Bergiat di alam bisa memberikan berbagai macam resiko, jadi alangkah baiknya kita menjaga diri dengan perlengkapan yang lengkap sehingga perjalananmu aman dan menyenangkan.

LIST PERLENGKAPAN

No. Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Carriel 1 Baik
2 Matras 1 Baik
3 Ikat pinggang 1 Baik
4 Nesting 1 Baik
5 Ponco 1 Baik
6 Vedples 1 Baik
7 Webbing 1 Baik
8 Tali Pramuka 1 Baik
9 Carrabiner 1 Baik
10 Pisau Lipat 1 Baik
11 Korek Api 2 Baik
12 Korek kayu 3 Baik
13 Lilin 5 Baik
14 Konfor Lapangan 1 Baik
15 Head Lamp 1 Baik
16 Jam Tangan 1 Baik
17 Kaos Oblong 2 Baik
18 Kemeja Lapangan 1 Baik
19 Celana Lapangan 1 Baik
20 Sepatu PDL 1 Baik
21 Kaos Kaki 2 Baik
22 Sarung Tangan 2 Baik
23 Sarung 2 Baik
24 Kupluk 1 Baik
25 Celana Panjang 1 Baik
26 Swetear/ Kaos Panjang 1 Baik
27 Alat Mandi 1 Baik
28 Parafin 1 Baik
29 Topi Rimba 1 Baik
30 Jarum 5 Baik
31 Benang 3 Baik

Pengaruh Penyaluran Kredit Perumahan Dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional (Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk)

  1. Latar Belakang Masalah

PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk atau yang lebih dikenal dengan  Bank BTN (selanjutnya disebut Perseroan) memiliki sejarah yang sangat panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank yang telah berdiri sejak tahun 1897 ini memiliki fokus utama pada pembiayaan perumahan, Perseroan berkeinginan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam mewujudkan impian mereka untuk memiliki rumah idaman. Keinginan ini ditunjukkan dengan konsistensi selama lebih dari enam dekade, dalam menyediakan beragam produk dan layanan di bidang perumahan terutama melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan merupakan kontribusi terbesar atas pendapatan Perseroan, yaitu mencapai 91,59% dari jumlah pendapatan bunga Perseroan. Pendapatan bunga diperoleh dari perhitungan tingkat suku bunga pinjaman yang diberikan kepada nasabah atas saldo portofolio pinjaman/kredit. Pinjaman/Kredit yang diberikan kepada nasabah terdiri dari kredit konsumsi dan kredit komersial yang disesuaikan dengan karakteristik permintaan pembiayaan yang diajukan oleh nasabah.

Kredit Perumahan adalah kredit yang diberikan oleh bank-bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang berpendapatan tetap dan tidak tetap dengan ketentuan pendapatan maksimum.

Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, baik untuk tempat tinggal, tempat usaha, perkantoran, dan lain sebagainya. Namun demikian, belum semua anggota masyarakat dapat menikmati atau memiliki rumah yang layak, sehat, aman, dan serasi. Oleh karena itu upaya pembangunan perumahan dan pemukiman terus ditingkatkan untuk menyediakan jumlah perumahan yang makin banyak dan dengan harga yang terjangkau, terutama oleh golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Seperti hasil survei yang dirilis Bank Indonesia, pertumbuhan penyaluran kredit pada tahun 2015 diperkirakan akan meningkat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit tahun 2014. Khusus untuk bidang kredit perumahan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan semakin tinggi mengingat hingga saat ini kebutuhan akan rumah masih sangat tinggi.

Program Pemerintah yang bertumpu pada kerakyatan dan berkonsentrasi pada sektor riil, khususnya infrastruktur akan banyak memberikan peluang yang positif bagi Perseroan. Pasalnya, pengembangan infrastruktur punya kaitan yang sangat erat dengan industri properti, khususnya perumahan. Selain itu, program Pemerintah yang akan membangun 1 juta rumah rakyat merupakan peluang bagi Perseroan untuk menunjukkan kapasitasnya, khususnya dalam penyaluran KPR Subsidi maupun KPR Non Subsidi.

Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan terbesar dari perbankan, oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Dari aktifitas perkreditan, bank akan memperoleh pendapatan operasional. Pendapatan operasional merupakan salah satu komponen untuk menentukan besarnya laba operasional yang diperoleh dalam suatu peiode. Selain pendapatan, besarnya laba juga dipengaruhi oleh beban.

Adapun laba operasional Bank BTN selama kurun waktu lima tahun terakhir adalah sebagai berikut:

 Tabel 1.2
Laba Operasional Bank BTN Tahun 2010 – 2014
(Rp Miliar)

No Tahun Laba Operasional Perubahan
Nominal %
1 2010 1.264
2 2011 1.526 262 20,8
3 2012 1.871 345 22,6
4 2013 2.136 265 14,1
5 2014 1.546 (590) (27.6)

Sumber: Laporan Tahunan BTN 2014

Berdasarkan data laporan diatas dapat dilihat bahwa laba operasional Bank BTN mengalami peningkatan sejak tahun 2010 hingga tahun 2013, peningkatan tersebut beriringan dengan meningkatnya penyaluran kredit perumahan. Namun pada tahun 2014 tidak diikuti dengan peningkatan laba operasional melainkan terjadi penurunan signifikan yaitu sebesar 27,6%.

Pencapaian laba yang maksimal merupakan tujuan utama industri perbankan. Laba yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, tetapi juga digunakan untuk ekspansi dimasa yang akan datang seperti pendirian kantor cabang. Kemudian yang terpenting lagi apabila lembaga keuangan terus-menerus memperoleh laba, maka berarti kelangsungan hidup bank tersebut akan terjamin. Karena bisnis inti BTN adalah di bidang penyaluran kredit perumahan. Hal ini ditunjukkan lewat portofolio kredit tahun 2014 yang sebesar 88,52% di sektor perumahan. Sehingga dari aktifitas ini akan menentukan besarnya laba yang akan diperoleh dalam suatu periode.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penyaluran Kredit Perumahan dan Pendapatan Operasional Terhadap Laba Operasional Pada PT. Bank Tabungan Negara, Tbk”

Baca lebih lanjut

PROPOSAL WIRAUSAHA MAHASISWA

 

PROPOSAL

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA

 

 

 

DESAIN GRAFIS & PERCETAKAN

“MUGIWARA’Design

 

 

  

 

Oleh

IKBAL (085250644742)

 

 

 

 

 

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2015

 

  1. JUDUL

“MUGIWARA’Design” DESAIN GRAFIS DAN PERCETAKAN

  1. LATAR BELAKANG

            Perkembangan informasi dan teknologi mengakibatkan adanya perubahan pola piker manusia yang cenderung tradisionalistik menjadi serba modern, seperti pada pengerjaan sesuatu, kecenderungan manusia lebih mengandalkan system komputerisasi dibanding penggunaan tenaga manusia. Dengan ini  juga menyebabkan terbentuknya budaya serba cepat dalam system budaya manusia.

Dari kecenderungan ini yang kemudian kami baca sebagai peluang usaha. Pemanfaatan teknologi sekarang ini sudah sangat meluas dalam system kehidupan masyarakat kita, mulai dari aspek ekonomi, social maupun budaya. Dari aspek budaya, sudah banyak dipengaruhi, terutama dalam system pendidikan kita. Dulu, sebelum teknologi berkembang, dalam dunia pendidikan di Indonesia, kita masih sering  melihat seorang peserta didik mengerjakan tugas menggunakan mesin tik, namun seiring perkembangan  teknologi setelah penemuan computer dan komponen pendukung lainnya seperti printer, plotter dan alat teknologi pendukung dalam proses pengerjaan tugas peserta didik. Hal ini yang kemudian mendorong kami untuk mendirikan usaha desain grafis dan percetakan yang kemudian kami namakan “MUGIWARA’Design”. Seperti kata pepatah “memanfaatkan peluang yang ada, karena dia tidak akan dating dua kali”. Dan peluang itu muncul ketika kami melihat masih minimnya usaha yang sama di wilayah rencana  pendirian “MUGIWARA’Design.

  1. BIDANG USAHA

Berdasarkan pengamatan di lokasi dan latar belakang diatas sehingga dapat memberikan peluang dalam bisnis Desain Grafis & Percetakan, maka jenis bidang usaha yang akan dijalankan yaitu menerima desain grafis mulai dari pengetikan, print dokumen, desain logo, pamphlet, poster, x banner, id card, undangan dan lain-lain, juga menyediakan jasa printing untuk kebutuhan periklanan seperti brosur dan kartu nama.  Berdasarkan pengamatan di lokasi tempat usaha, bahwa di lokasi tersebut tidak terdapat usaha Desain Grafis & Percetakan, padahal dilingkungan akademik Universitas Negeri Manado sangat membutuhkan jasa yang dimaksud, sehingga sangat berpeluang untuk dijalankan.

  1. TUJUAN

Menumbuhkan usaha kreatif dalam bidang desain grafis dan percetakan, sehingga :

  • Dapat mempermudah konsumen dalam memperoleh jasa desain grafis dan percetakan.
  • Dapat menjadikan mahasiswa lebih kreatif dan inovatif.
  • Memperoleh pengalaman dalam berwirausaha untuk dijalankan dimasa yang akan datang.
  • Dapat membuka lapangan kerja baru.
  1. MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari adanya kegiatan usaha ini dapat dilihat dari tiga sudut pandang. Pertama sudut pandang mahasiswa itu sendiri, yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari berbagai kondisi usaha secara langsung dilapangan, sehingga ketika selesai dari perguruan tinggi mahasiswa tersebut tidak perlu lagi mencari pekerjaan, melainkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Kedua,manfaat yang dilihat dari sudut pandang perguruan tinggi dalam hal ini perguruan tinggi yang dimaksud ialah Universitas Negeri Manado. Manfaatnya yaitu, ketika ada mahasiswa yang mampu membuka lapangan pekerjaan sendiri setelah selesai dengan pendidikannya, maka hal ini akan membawa nama baik dan kualitas dari Universitas Negeri Manado karena membuktikan bahwa perguruan tinggi ini benar-benar memberikan wawasan yang luas bagi para mahasiswanya sehingga ilmu yang  didapatkan itu tidak hanya berguna bagi mahasiswa itu sendiri melainkan dapat berguna juga bagi masyarakat luas.

Ketiga, manfaat yang dirasakan oleh masyarakat/konsumen khususnya masyarakat/konsumen yang berada di daerah Tondano khususnya lingkungan akademik Universitas Negeri Manado, yaitu lebih mendapatkan kemudahan dalam mencari jasa Desain Grafis dan Percetakan, sehingga dapat mengurangi biaya, waktu dan tenaga karena mereka tidak perlu lagi mencari jasa ini diluar kota tondano.

  1. TARGET LUARAN

            Target luaran yang akan dicapai yaitu penyediaan produk/jasa kurang lebih sebanyak 210 produk/jasa, dalam kurun waktu 30 hari dan penggunaan tenaga kerja sebanyak 2 orang.

  1. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Rencana tempat pendirian MUGIWARA’Design adalah di pusat pendidikan kecamatan Tondano selatan di lingkungan akademik Universitas Negeri Manado dan berbagai sekolah, yang dimana sangatlah membutuhkan layanan jasa seperti ini . Adapaun Jenis Produk/Jasa Desain Grafis dan Percetakan yang akan dijalankan yaitu pengetikan, print document, desain logo, desain baliho, pamphlet, undangan, kartu ucapan, poster, desain x banner, kartu nama, id card, brosur, cetak foto, scanner, laminating dan jasa lainnya.

MUGIWARA’Design
Proyeksi Penjualan Produk

NO Produk Harga (Rp)
1. Cetak Foto Digital 10.000,00
2. Desain logo 30.000,00
3. Desain Baliho/Pamflet 50.000,00
4. Undangan 5.000,00
5. Poster 10.000,00
6. Desain x banner 50.000,00
7. Kartu Nama (1 box = 100 lembar) 50.000,00
8. Id Card 5.000,00
9. Brosur 5.000,00
10. Scanner 5.000,00
11. Laminating 10.000,00
12. Pengetikan 1 lembar 1.500,00
13. Print dokumen 1 lembar 1.000,00

            Analisis Pemasaran :

  1. Profil Konsumen
  2. Masyarakat yang saat ini banyak menggunakan kamera digital, handphone, atau handy cam untuk mendokumentasikan kejadian atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya baik individu maupun kelompok organisasi seperti acara seminar, pernikahan,, pelatihan, pameran, atau kegiatan kemahasiswaan lainnya.
  3. Perusahaan/Organisasi yang membutuhkan media promosi , seperti kartu nama, dan brosur.
  1. Potensi dan Segmentasi Pasar

Potensi Pasar :

  1. Masyarakat tondano, perusahaan, instansi, kampus, sekolah, Mahasiswa Universitas Negeri Manado, sebagai pasar yang produktif dalam membuat kegiatan yang membutuhkan usaha ini.
  2. Pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini dengan harga yang semakin murah, menyebabkan semakin banyak masayarakat yang memakai dan memanfaatkan teknologi tersebut. Sehingga permintaan produk/jasa MUGIWARA’Design akan selalu meningkat.

Segmentasi Pasar

Segmen utamanya adalah mahasiswa Universitas Negeri Manado, siswa SMA N 2 Tondano, pertokoan, instansi, organisasi, serta seluruh masyarakat yang ada dilingkungan akademik UNIMA.

Gambaran pemasaran yang direncanakan yaitu mencari mahasiswa atau konsumen yang memerlukan produk/jasa MUGIWARA’Design, dengan menawarkan keuntungan seperti harga yang terjangkau dengan kualitas tinggi dan mendapatkan diskon 5% jika telah menjadi pelanggan tetap dengan ketentuan yang akan ditetapkan.

Dari segi pemasaran kami tidak perlu mengeluarkan strategi pemasaran khusus karena usaha ini merupakan usaha pertama yang ada disekitar wilayah rencana pendirian usaha, mungkin hanya dari segi pelayanan pelanggan. Karena dari segi daya saing usaha, menurut catatan dan pengamatan, ini merupakan usaha pertama yang ada disekitar rencana pendirian usaha.

  1. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Lihat lampiran 5.

  1. JADWAL KEGIATAN

            Jadwal kegiatan akan dimulai pada saat pengajuan proposal disetujui. Kemudian dibutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk melaksanakan persiapan seperti membeli peralatan-peralatan dan juga bahan baku yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas produksi, termasuk juga promosi MUGIWARA’Design dan mencari konsumen yang nantinya akan ditawarkan produk/jasa tersebut. Ketika ada konsumen yang mau membeli produk/jasa MUGIWARA’Design, maka pelaksanaan proses produksi akan dimulai. Waktu yang digunakan untuk proses produksi atau pelayanan jasa MUGIWARA’Design tergantung kesepakatan konsumen.

  1. PERSONALIA TIM PELAKSANA
  1. Ketua Pelaksana Kegiatan
  2. Nama Lengkap : Ikbal
  3. NIM : 12 301 913
  4. Fak/Program Studi : Ekonomi/ Manajemen
  5. Pengalaman wirausaha : Selalu mendapat pemesanan berbagai desain dan cetak foto atau undangan dari organisasi/mahasiswa di UNIMA.

                                                        Pernah bekerja di usaha Percetakan.

  1. No. Telp/HP : 085250644742
  2. Alamat rumah : Jl. Trans Sulawesi, Kayu Jati, Kec. Ongka

                                                              Malino, Kab. Parigi Moutong

  1. Waktu untuk kegiatan : 42 jam/minggu
  2. LAMPIRAN
    1. Lembar Pengesahan Proposal
    2. Biodata Ketua serta Anggota Kelompok
    3. Persetujuan Orang tua
    4. Pernyataan kesanggupan mengembalikan modal kerja
    5. Rencana Anggaran Biaya
    6. Denah Rencana Lokasi Tempat Usaha

Lampiran 1

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

 

1.   Judul Usaha                               : “MUGIWARA” Design

 

2.     Ketua Pelaksana

a.   Nama Lengkap        : Ikbal

b. NIM                            : 12 301 913

c.   Semester                  : VII (Tujuh)

d. Jurusan/Prodi         : Manajemen

e.   Fakultas                    : Ekonomi

f.   Alamat kost              : Asrama Bidik Misi

g.   Alamat asal              : Jl. Trans Sulawesi, Kayu Jati Kec. Ongka Malino Kab. Parigi Moutong, Sulawesi tengah

h. No. Telpon/HP        : 085250644742

3.     Rencana Biaya               : Rp. 12.550.000,-

4.     Jangka Waktu pelaksanaan   : 30 Hari

5.     Alamat Lokasi Usaha   : Asrama Bidik Misi UNIMA

Kel. Maesa Unima

                                   

                                                                                    Tondano, 29 Juni 2015

Mengetahui,                                                            Ketua Pelaksana,

Dekan Fakultas Ekonomi

 

 

Prof. Dr. Arie F. Kawulur, MS, DEA                   Ikbal

NIP. 19610818 198603 1 001                           NIM. 12 301 913

Menyetujui:

Ketua UPT Kewirausahaan Unima,

 

Dr. Marnex  W. Berhimpong, M.Kes

NIP. 19661123 199003 1 001 

 

BIODATA KETUA/ANGGOTA TIM

1.     Nama Lengkap  : Ikbal

2.     NIM                      : 12 301 913

3.     Semester            : VII (Tujuh)

4.     Jurusan/Prodi   : Manajemen

5.     Fakultas              : Ekonomi

6.     Riwayat  Pendidikan

No Jenjang Nama Sekolah Tempat (kab) Jurusan Tahun lulus
1 SD SD Inpres 1 Ongka Parigi Moutong 2006
2 SLTP SMP Negeri 37 Samarinda Samarinda 2009
3 SLTA SMK Negeri 1 Parigi Parigi Moutong Akuntansi 2012
4 PT UNIMA Minahasa Manajemen

 

7.     Prestasi yang Pernah Diraih

a.     Kelas 6 SD Juara 1 Umum

b.     Kelas 2 SMK Juara 2

8. Pengalaman Kegiatan Wirausaha

a.  ………………………………………………………

 

Tondano, 29 Juni 2015

Mahasiswa,

 

Ikbal

NIM. 12 301 913 

 

 

 

 

Lampiran 2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN ORANG TUA 

Yang bertanda tangan di bawah ini saya,

1.  Nama lengkap                : Hadrun

2.  Umur                                : 57 Tahun

3.  Pekerjaan                        : Wiraswasta

4.  Alamat                              : Jln.trans Sulawesi, Kayu Jati, Kec. Ongka Malino, Kab. Parigi Moutong

5.  Telpon                              :

Orang tua dari mahasiswa : 085145511987

1.  Nama lengkap                : Ikbal

2.  NIM                                   : 12 301 913

3.  Jurusan/Prodi                 : Manajemen

4.  Fakultas                            : Ekonomi

5.  Judul Usaha                     : “MUGIWARA’Design”

6.  Alamat Lokasi Usaha    : Asrama Bidik Misi UNIMA

7.  Alamat rumah                : Jln. Trans Sulawesi, Kayu Jati, Kec. Ongka Malino, Kab. Parigi Moutong

8.  No. Telpon/HP               : 085250644742

 

Memberikan persetujuan kepada anak saya tersebut di atas, untuk mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha UNIMA.

Demikian surat ini saya buat, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

 

Tataaran, 29 juni 2015

Orang tua mahasiswa,

 

(Hadrun)

 

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN

PENGEMBALIAN MODAL USAHA 

Yang bertanda tangan di bawah ini, peserta Program Mahasiswa Wirausaha UNIMA,

1.  Ketua Pelaksana

Nama lengkap              : Ikbal

NIM                            : 12 301 913

Jurusan                       : Manajemen

Prodi                          : Manajemen

Fakultas                      : Ekonomi

No. Telp/HP                : 085250644742

Nama orangtua            : Hadrun

Alamat orangtua          : Jln. Trans Sulawesi, Kec. Ongka Malino

Judul Usaha                 : “MUGIWARA’Design”

Alamat Lokasi Usaha    : Asrama Bidik Misi UNIMA

Dengan ini menyatakan sanggup mengembalikan modal usaha pada Program Mahasiswa Wirausaha UNIMA, dengan cara sebagai berikut :

1.      Jumlah modal usaha yang diterima: Rp……………………………

2.    Besar angsuran  pengembalian modal usaha   : Rp…….. selama ……. kali,  terhitung mulai tanggal ………………. .

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan kesadaran penuh dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Jika kami melanggar pernyataan ini kami bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Tondano, 29 Juni 2015

Mengetahui:                                                       Yang membuat pernyataan,

Orang Tua

 

(Hadrun)                                                                         (Ikbal)

Lampiran 4

 

 

Meterai

Rp.6000, 

Lampiran 5

RENCANA ANGGARAN BIAYA

NO JENIS ANGGARAN JUMLAH (Rp)
 
1. Modal investasi

a. Peralatan

1) Printer EPSON

2) Gunting kertas 3 buah

3) Staples/Hekter 2 buah

4) Pemotong Kertas

5) Cater 3 buah

6) Mesin Laminating

 

 

 

1.500.000,-

60.000,-

100.000,-

200.000,-

100.000,-

500.000,-

2. Modal kerja selama 3 bulan

a. Bahanbaku

1) Kertas HVS A4 @38.000 x 15rim

2) Kertas HVS F4 @38.000 x 15rim

3) Kertas Foto @40.000x 30rim

4) Kertas Undangan @ 50.000 x 60rim

5) Kertas kartu nama @35.000 x  30rim

6) Plastik Laminating @3.000x 200buah

7) Plastik undangan @30.000x 60pak

7) Tinta Print @105.000 x 2 paket

8) Peluru Staples @ 5.000 x 60 buah

9) Lem Kertas @ 5.000 x 30 buah

c. Operasional

1)BiayaTransportasi

2) BiayaListrik

 

 

570.000,-

570.000,-

1.200.000,-

3.000.000,-

1.050.000,-

600.000,-

1.800.000,-

210.000,-

300.000,-

150.000,-

 

 

320.000,-

150.000,-

 

3. Lain-lain

a. Honorarium pembimbing/Pembinaan

b. Penyusunan proposal

 

100.000,-

70.000,-

 

Total: Rp 12.550.000,-

Terbilang: (Dua Belas Juta Lima Ratus Lima puluh ribu rupiah)

Lampiran 6

DENAH RENCANA LOKASI TEMPAT USAHA

LOKASI USAHA

LOKASI

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA KULIAH KERJA NYATA

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) GELOMBANG II

UNIVERSITAS NEGERI MANADO 2015

Sekretariat : Posko mahasiswa KKN unima desa Tombasian atas, Kecamatan Kawangkoan barat, Kabupaten Minahasa

Nomor             :       /SEK/KKN/Gel-II/UNIMA/VII/15

Lamp               :  2 Lembar

Hal                  :  Permohonan Bantuan Dana

Kepada Yth : 

Di-

T e m p a t

 

 Dengan Hormat,

Salam sejahtera teriring doa  kami haturkan semoga kita semua senantiasa mendapat bimbingan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Sehubungan dengan dilaksanakannya Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gelombang II Universitas Negeri Manado di Desa Tombasian atas Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.

Maka kami selaku mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada desa tersebut, mengajukan  permohonan bantuan dana kepada Bapak/Ibu Sdr (i), mohon kiranya dapat memberikan dukungan materi dalam pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.

Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

 

 Tombasian atas, 10 Juli 2015

PENGURUS POSKO KKN UNIMA GEL II
DESA TOMBASIAN ATAS
 KEC. KAWANGKOAN BARAT

KABUPATEN MINAHASA

 

Marlon Tambani                                                                            Ikbal

  Koordinator Posko                                                                            Sekretaris

 

MENGETAHUI,

PEJABAT HUKUM TUA DESA TOMBASIAN ATAS
KEC. KAWANGKOAN BARAT
KABUPATEN MINAHASA

 

 Herry H. Assa
Baca lebih lanjut

Sejarah Singkat Universitas Negeri Manado

Universitas Negeri Manado, disingkat Unima adalah salah satu perguruan tinggi negeri yang berada di Propinsi Sulawesi Utara dan tepatnya berada di bukit Tonsaru Tataaran Tondano, Indonesia. Universitas ini berdiri pada 22 September 1955 dan saat ini dipimpin Rektor Prof. Dr. Philoteus EA. Tuerah, M.Si, DEA yang menggantikan Prof. Drs. Jan Lukas Lambertus Lombok, SH, M.Si.
UNIMA berasal dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) – satu dari empat PTPG yang didirikan pertama di Indonesia yaitu PTPG Batusangkar, PTPG Malang, PTPG Bandung, PTPG Tondano, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 2450/KB/1955 tanggal 22 September 1955.
PTPG Tondano mengalami berbagai perubahan: mula-mula menjadi FKIP Universitas Hasanuddin Makassar, lalu berubah menjadi FKIP Unhas Tondano di Manado, FKIP Unsulutteng, IKIP Yogyakarta Cabang Manado, dan terakhir menjadi IKIP Manado yang berdiri sendiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP Nomor 38 tanggal 8 Maret 1965 juncto Keppres Nomor 275 Tahun 1965 tanggal 14 September 1965.
Pada 13 September 2000, IKIP Manado dikonversi menjadi Universitas Negeri Manado berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2000 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Bapak Yahya Muhaimin pada tanggal 14 Oktober 2000.
Berdasarkan Keppres RI Nomor 127 Tahun 2000, Universitas Negeri Manado (Unima) memiliki fungsi ganda, yaitu selain menciptakan tenaga ahli dan tenaga profesional di bidang kependidikan, juga menciptakan tenaga ahli dan tenaga profesional di bidang non-kependidikan
Fakultas
Universitas Negeri Manado saat ini memiliki 7 fakultas, yaitu:
1. Fakultas Teknik (Fatek)
2. Fakultas Ekonomi (Fekon)
3. Fakultas Ilmu Sosial (FIS)
4. Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
5. Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)
6. Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK)
7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Siap Tidak Siap Harus Siap – INDONESIA MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

Sejak dahulu, Indonesia banyak mengalami permasalahan-permasalahan yang tentunya bertambah banyak dari hari ke hari. Selain permasalahan di bidang politik-pemerintah, sosial kemasyarakatan, hukum dan perundangan, pendidikan dan layanan kesehatan, Indonesia pun mengalami problematika perekonomian.
Tahun 2015 dapat menjadi tahun yang penuh tantangan bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Bagaimana tidak? ASEAN, organisasi regional yang menyatukan negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini mengumumkan bahwa Asean Economic Community (AEC) akan diberlakukan pada tahun 2015.
Jadi sebenarnya apa itu AEC? Mengapa keberadaanya mampu mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia? Inti dari AEC adalah membuka luas pasar arus ekspor-import barang dan jasa ataupun investasi antarnegara ASEAN dimana permasalahan tarif dan non tarif sudah tidak diberlakukan kembali. Dengan diberikannya kemudahan untuk bertransaksi antar negara di Asia Tenggara, diyakini dapat menjadi peluang ataupun tantangan bagi perekenonomian masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2015 mendatang Indonensia dihadapkan dengan adanya ASEAN Economic Community (AEC), sehingga Masyarakat Indonesia harus siap menghadapinya karena sistem pasar bebas akan memasuki Negara Indonesia, dimana persaingan bisnis bukan hanya diantara Masyarakat Indonesia tetapi juga sesama Masyarakat di wilayah ASEAN.
Asean Economic Community (AEC) merupakan kesepakatan yang dibangun oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Terutama di bidang ekonomi dalam upaya meningkatkan perekonomian di kawasan dengan meningkatkan daya saing di kancah internasional agar ekonomi bisa tumbuh merata, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan yang paling utama adalah mengurangi kemiskinan.
AEC merupakan realisasi dari Visi ASEAN 2020 yaitu untuk melakukan integrasi terhadap ekonomi negara-negara ASEAN dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi bersama. Menurut Prof Hermanto Siregar terdapat beberapa konsep dalam AEC yaitu ASEAN Economic Community, ASEAN Political Security Community, dan ASEAN Socio-Culture Community.
Ketiga hal tersebut akan direalisasikan di antara negara-negara anggota ASEAN secara bertahap. Untuk langkah pertama yang akan direalisasikan adalah AEC pada 2015 mendatang, setidaknya terdapat 5 hal yang akan diimplementasikan yaitu arus bebas barang, arus bebas jasa, arus bebas investasi, arus bebas modal, dan arus bebas tenaga kerja terampil.
Pada 2015 di antara 10 Negara ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Philipina, Laos, dan Kamboja, dan Vietnam harus membebaskan 5 hal di atas untuk menerapkan aturan dari kesepakatan tersebut. Sebelumnya pada 2004, Indonesia bersama ASEAN telah menyepakati perjanjian dengan China yang dikenal sebagai ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Dengan perjanjian itu, negara-negara ASEAN dan China harus membebaskan barang-barang masuk.
Dalam pelaksanaan AEC, negara-negara ASEAN harus memegang teguh prinsip pasar terbuka dan ekonomi yang digerakkan oleh pasar. Dengan kata lain, konsekuensi diberlakukannya AEC adalah liberalisasi perdagangan barang, jasa, dan tenaga terampil secara bebas dan tanpa hambatan tarif dan nontarif.
Rencana pemberlakuan AEC tersebut dicantumkan dalam Piagam ASEAN yang disahkan pada 2007. Pada tahun tersebut pula disepakati bahwa pencapaian AEC akan dipercepat dari 2020 menjadi 2015. Pengesahan AEC sendiri dicantumkan pada pasal 1 ayat 5 Piagam ASEAN dan diperkuat dengan pembentukan Dewan Area Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Council) yang tercantum dalam lampiran I Piagam ASEAN. Itulah dasar hukum yang mengesahkan terbentuknya ASEAN Economic Community.
Kesiapan Indonesia dalam menghadapi AEC 2015, antara peluang dan ancaman. Siap atau tidak siap sudah tidak perlu diperdebatkan lagi karena AEC sudah menjadi keputusan dan ketetapan politik yang harus dihadapi semua negara ASEAN.
Jika dilihat dari beberapa data tentang kondisi Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, dalam banyak hal Indonesia kalah oleh Thailand dan Philipina, apalagi Brunei, Malaysia, dan Singapura masih tertinggal jauh. Indonesia hanya menang dari luas negara yang begitu besar, jumlah penduduk yang banyak, dan sumberdaya yang melimpah.
Setelah diberlakukannya AEC, Indonesia akan “diserbu” barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja terampil dari negara ASEAN lainnya sehingga hal ini akan menjadi ancaman yang serius. Atau sebaliknya Indonesia dapat “menyerbu” negara ASEAN lainnya dengan barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil sehingga hal ini menjadi peluang yang besar bagi kita.
Beberapa solusi yang ditawarkan untuk menghadapi AEC 2015 di antaranya adalah :
1. Mengubah ‘mindset’ konsumtif menjadi produktif sehingga kita bisa mengurangi pengeluaran dan memperbesar pemasukan bagi negara kita.
2. Meningkatkan ‘Competitiveness’ produk yang akan berpengaruh pada ketertarikan konsumen akan produk yang kita hasilkan dengan kualitas terjamin dan harga yang terjangkau.
3. Diversifikasi dan peningkatan nilai tambah bahan baku dari sumber daya alam yang melimpah menjadi produk berorientasi ekspor.
4. ‘Competitiveness’ sumber daya manusia karena kunci dari kemajuan bangsa adalah bukan karena kekayaan alamnya melainkan SDM yang ada di dalamnya.
5. Mempersiapkan lulusan perguruan tinggi yang mampu berkompetisi minimal di tingkat ASEAN (kedepan semua profesi harus memiliki sertifikasi tingkat ASEAN) dan tiap tenaga profesional memiliki semangat yang tinggi.
6. Mengubah ‘mindset’ pegawai menjadi entrepreneur (pengusaha) sehingga diharapkan akan muncul pengusaha-pengusaha baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat indonesia secara mandiri sehingga tidak bergantung terhadap negara lain.
PERLU diketahui bahwa pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 bukanlah sebuah proyek ”mercusuar” tanpa roadmap yang jelas. MEA 2015 adalah proyek yang telah lama disiapkan seluruh anggota ASEAN dengan visi yang kuat.
MEA 2015 hanyalah salah satu pilar dari 10 visi mewujudkan ASEAN Community. Kesepuluh pilar visi ASEAN Community tersebut adalah outward looking, economic integration, harmonious environment, prosperity, caring societies, common regional identity, living in peace, stability, democratic, dan shared cultural heritage (Kementerian Luar Negeri, 2014). Dengan kata lain, keliru bila ada anggapan bahwa MEA 2015 adalah ambisi Indonesia dari pemerintah yang tidak jelas arahnya. Sejak dulu Indonesia memang sangat aktif memperjuangkan ASEAN sebagai masyarakat yang ”satu”. Ini antara lain dapat diidentifikasi dari pidato Presiden Soeharto pada pembukaan Sidang Umum MPR, 16 Agustus 1966 yang mengatakan, ”Indonesia perlu memperluas kerja sama Maphilindo untuk menciptakan Asia Tenggara menjadi kawasan yang memiliki kerja sama multisektor seperti ekonomi, teknologi, dan budaya. Dengan terintegrasinya kawasan Asia Tenggara, kawasan ini akan mampu menghadapi tantangan dan intervensi dari luar, baik secara ekonomi maupun militer,” CPF Luhulima, Jakarta Post, 7 Februari 2013. Dapat dikatakan bahwa Indonesia adalah inisiator dari terbentuk integrasi kawasan ASEAN. Hanya, perjalanan setiap negara dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi ASEAN yang terintegrasi ini berbeda- beda. Ada negara yang dengan cepat bisa mempersiapkan diri, namun ada juga negara yang terlambat. Karakteristik, ukuran ekonomi, dan permasalahan yang dihadapi setiap negara yang berbeda juga turut memengaruhi kecepatan setiap negara dalam mempersiapkan diri menghadap MEA 2015. Singapura adalah negara ASEAN yang dapat dikatakan paling siap menghadapi MEA 2015. Meski tidak yang paling tertinggal, Indonesia masih perlu kerja ekstra untuk menghadapi MEA 2015 ini. Ini mengingat dalam beberapa hal strategis, Indonesia relatif tertinggal.

A. Daya Saing vs Infrastruktur
Bukan bermaksud untuk mencari alasan di balik ketertinggalan tersebut, ukuran ekonomi Indonesia yang besar bisa jadi memang salah satu penyebabnya. Indonesia negara terbesar di ASEAN, baik dari segi kewilayahan, jumlah penduduk, maupun ukuran ekonominya. Sayangnya, dalam kualitas, terutama daya saing, Indonesia tertinggal cukup jauh dibanding Singapura, Malaysia, dan Thailand. Beberapa studi mengonfirmasikan terkait ketertinggalan Indonesia ini. Studi Bank Dunia (2013) menyebutkan, daya saing produk ekspor Indonesia relatif tertinggal dibanding negara-negara ASEAN lain, terutama kaitannya dengan nilai tambah produk ekspor kita. Komposisi ekspor kita terbesar didominasi komoditas (resource based) dan barang primer (primary product). Kondisi ini menyebabkan ekspor Indonesia rentan dengan gejolak harga. Hal ini pula yang saat ini kita rasakan, ekspor kita melemah akibat pelemahan perekonomian dunia yang menyebabkan harga komoditas dunia juga ikut menurun. Berbeda dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand, sebagian besar ekspornya didominasi oleh produk-produk yang telah disentuh teknologi (medium and high tech product). Kondisi infrastruktur kita juga relatif tertinggal. Infrastruktur logistik kita misalnya berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2012 yang dikeluarkan Bank Dunia, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-59 atau jauh di bawah Singapura yang berada di puncak di antara 155 negara yang disurvei. Posisi dan daya saing industri logistik Indonesia bahkan kalah dibanding Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina dan hanya unggul terhadap Myanmar dan Kamboja. Indonesia pasar ekonomi yang besar. Kelas menengah Indonesia semakin bertambah. PDB per kapita Indonesia sudah mendekati USD5.000, yang berarti daya beli masyarakat kita yang cukup tinggi. Tingginya daya beli ini akan menjadi bumerang bagi ”neraca ekonomi” kita bila daya saing dan kesiapan infrastruktur kita tidak segera dibenahi dalam menghadapi MEA 2015 ini. Ekspor kita menjadi kurang bersaing karena nilai tambahnya rendah. Di sisi lain, Indonesia akan menjadi pasar barang dan jasa impor yang empuk, sementara nilai tambah dari barang dan jasa impor tersebut bagi kita sangat kecil. Saat ini dampak dari rendahnya daya saing kita tersebut sudah terasa. Sejak 2012 neraca perdagangan kita telah defisit. Sementara neraca jasa kita sejak dulu tidak mengalami perbaikan, dalam arti selalu defisit. Tingginya pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia dalam satu dekade ini menyebabkan demand masyarakat kita meningkat. Sayangnya, karena lemah struktur industri kita, demand masyarakat tersebut tidak bisa dipenuhi industri domestik, melainkan harus diimpor. Ketika ekspor booming, kita juga tidak bisa memaksimalkan nilai tambahnya. Ekspor komoditas dan barang primer harus diangkut melalui pelabuhan dan menggunakan kapal. Sayangnya, karena ketidaksiapan infrastruktur pelabuhan dan kapal kita, terpaksa ekspor tersebut harus dilakukan di pelabuhan negara tetangga dan diangkut dengan kapal berbendera asing. Tidak hanya itu, asuransi angkutannya pun harus dengan perusahaan asuransi asing sehingga neraca jasa kita mengalami defisit. Indonesia negara dengan penduduk yang besar. Kebutuhan energinya juga besar seiring pertumbuhan ekonominya yang tinggi. Pada 2012 kebutuhan minyak kita mencapai 73 juta ton, terbesar kelima di Asia. Sayangnya, karena kapasitas infrastruktur kilang minyak yang tidak cukup, setiap tahun impor BBM kita terus meningkat. Indonesia kini telah menjadi importir premium (gasoline) terbesar di dunia. Sekitar 30 persen kebutuhan BBM domestik harus dipenuhi dari impor. Negara yang memiliki infrastruktur kilang minyak diuntungkan dengan posisi Indonesia ini. Siapa itu? Salah satunya Singapura karena memiliki kilang minyak dengan kapasitas yang besar sehingga bisa mengekspor BBM-nya, termasuk ke Indonesia.
Sepertinya Indonesia harus memiliki kebijakan yang agak revolusioner untuk mengubah kondisi yang akut ini. Kebijakan fiskal kita harus berubah, dari yang terlalu costly ke operasional dan subsidi BBM untuk dialihkan ke anggaran investasi, infrastruktur, dan penguatan industri manufaktur. Tanpa langkah-langkah seperti ini, rasanya sulit kita bisa mengejar ketertinggalan daya saing kita. Di sisi lain, kebijakan sektoral juga harus memperlihatkan kesungguhannya untuk memperkuat daya saing industri nasional kita. MEA 2015 tinggal sebentar lagi. Sebenarnya sudah terlambat cukup jauh untuk mengatasi ketertinggalan dalam menghadapi MEA 2015. Namun, lebih baik terlambat dibanding kita melakukan perubahan. Mudah-mudahan, momentum Pemilu 2014 ini bisa menghasilkan pemerintahan baru yang serius dalam mengejar ketertinggalan
tersebut.

B. MENGUNTUNGKAN ATAU DI UNTUNGKAN INDONESIA
Perjanjian ACFTA (ASEAN-China Free Trade Area)/perdagangan bebas ASEAN-Cina terbukti merugikan Indonesia. Sepanjang 2014 saja, defisit perdagangan RI-Cina sudah mencapai US$ 1,5 miliar (16,9 triliun). Padahal, tujuan Indonesia menandatangani ACFTA adalah agar produk-produk kita bisa lebih mudah masuk ke Cina, negara berpenduduk terbanyak di dunia. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Indonesia malah menjadi pasar baru buat produk-produk Cina. Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dipercepat menjadi 2015. Namun, hanya negara-negara berdaya saing tinggi yang diuntungkan seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
Guru besar ekonomi Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika mengatakan, sebelum dicanangkan pada 2015, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) menguntungkan Indonesia, Malaysia, Thailand dan Singapura. Sebab, selama 2007-2010, perdagangan Indonesia selalu surplus dan meningkat ke negara-negara ASEAN. Lihat saja, menurut Erani, pada 2010, RI surplus US$3,5 miliar. Padahal, pada 2005-2006, RI masih defisit. RI bisa surplus karena memiliki komoditas perkebunan yang besar, kelautan, elektronik, tekstil dan lain-lain. “Tapi, semua itu merupakan industri-industri yang sudah mulai terbenam
Perdagangan di sektor-sektor tersebut akan menurun secara bertahap. Jika tidak direvitalisasi, sektor-sektor tersebut akan bermasalah. “Karena itu, Indonesia bisa jadi negara yang dirugikan ke depannya setelah dicanangkan MEA pada 2015. Sebab, negara ASEAN yang lain seperti Vietnam, Filipina dan lain-lain akan menyalip Indonesia,” ujarnya. Karena itu, yang terpenting adalah bagaimana menyelesaikan masalah yang mengganggu ekonomi domestik. Menurutnya, Indonesia harus memperkuat sektor pertanian dan industri. “Sebab, kedua sektor tersebut justru mengalami pelemahan dari tahun ke tahun,” ucapnya. Jika tidak mengalami perbaikan yang berarti, Indonesia akan sulit bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hingga 2015, RI memang bisa survive dalam kancah ASEAN. Tapi setelah itu, RI akan mengalami banyak masalah jika tidak mengalami perbaikan-perbaikan. “Yaitu perbaikan iklim investasi, daya saing, pembangunan infrastruktur, konsistensi kebijakan pemerintah, pembebasan lahan dan lain-lain,” urainya. Dia menegaskan, negara-negara ASEAN yang paling baik daya saing ekonominya saat ini adalah Thailand, Singapura dan Malaysia. Karena itu, negara-negara top three tersebut, paling diuntungkan dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN.
Indonesia berada pada level menengah bersaing dengan Filipina dan Vietnam. “Negara-negara yang paling dirugikan adalah negara-negara yang daya saingnya rendah sperti Kamboja, Laos, Brunei Darussalam dan Myanmar,” imbuh Erani. Dihubungi terpisah, Chief Economist Danareksa Research Institute (DRI) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan hal yang sama. Menurutnya, yang paling diuntungkan dari MEA, adalah negera-negara yang paling siap bersaing, efisien dan paling mempersiapkan diri hingga 2015. Menurutnya, jika Indonesia tidak menyiapkan tenaga ahli yang baik, sementara negara lain mengirimkan tenaga ahli ke Indonesia, MEA sangat merugikan. Sebab, Indonesia bisa jadi hanya mengirimkan tenaga yang tidak ahli sehingga dibayar murah. Di sisi lain, negara-negara ASEAN lain bisa mendapatkan akses pasar yang jauh lebih besar sedangkan Indonesia tidak. Jika melihat persiapannya saat ini yang kurang, RI bisa dirugikan dengan terbentuknya masyarakat ekonomi ASEAN. Memang dari sisi murahnya buruh, RI memiliki comparable advantage. Tapi, itu merugikan. RI mengirim 1.000 orang, hanya dibayar dengan 10 orang tenaga ahli dari luar ke Indonesia.

Seperti pendapat Erani, Purbaya juga menegaskan, Malaysia, Thailand dan Singapura yang jelas paling diuntungkan. Singapura memiliki high-tech yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia baik eloktronik maupun produk lainnya. RI juga banyak mengipor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Singapura. “Manajemen dan services Singapura jauh lebih baik,” timpalnya. Begitu juga dengan Malaysia. Hanya sektor Crude Palm Oil (CPO) negeri Jiran itu yang bisa dilawan Indonesia. Tapi, dari sisi value added dan high-tech Indonesia kalah termasuk elekronik.
Daya saing industri Malaysia juga jauh lebih baik karena baiknya suplai energi di negara itu. Dia menegaskan, Malaysia sudah berpikir jangka panjang sedangkan Indonesia baru mulai. Pabrik keramik RI kesusahan mendapatkan gas di dalam negeri. “Malaysia memiliki gas karena sudah kontrak jangka panjang hingga 30 tahun dari Indonesia,” tukas Purbaya. Sementara itu, Thailand, lebih siap menyerap investasi asing dibandingkan Indonesia. Thailand menjadi pusat produksi mobil Jepang, sehingga memiliki multiplier effect ke industri-industri di bawahnya. “Bahkan, pabriknya di Thailand dan hasilnya dijual ke Indonesia,” timpal Purbaya. Di atas semua itu, Purbaya menggarisbawahi, Indonesia juga bisa diuntungkan jika benar-benar bisa memperbaiki iklim investasi sebelum 2015. “Tapi, berkaca pada perdagangan bebas, pemerintah dan pengusaha kurang memaksimalkan pasar ASEAN,” paparnya.
Alhasil, kenaikan ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN tak signifikan. Kondisinya akan sama, jika Indonesia tak hati-hati dalam mempersiapkan pencanangan MEA pada 2015. “Orang lain, asyik menggarap pasar RI, tapi Indonesia lupa menggarap pasar ASEAN. Kalau RI hanya jadi pasar ASEAN MEA hanya akan merugikan bagi Indonesia,” ungkapnya. Asal tahu saja, keputusan negara ASEAN untuk membentuk MEA dipercepat. Pada awalnya akan dimulai pada tahun 2020 menjadi 2015. Percepatan itu menggambarkan tekad ASEAN untuk segera meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing antar sesama negara anggota ASEAN untuk menghadapi persaingan global.
Dalam kerjasama JIEPA misalnya, akibat minimnya strategi pengembangan industri hulu, Indonesia justru semakin mengukuhkan posisinya hanya sebagai penyedia bahan bakubagi industri Jepang. Sebelum JIEPA diimplemetasikan, Indonesia telah menjadi negara penyuplai komoditas primer untuk industri manufaktur Jepang. Bahkan tingkat ketergantungan Jepang terhadap sejumlah komoditas tersebut sangat tinggi seperti nikel (65 persen), karet (56 persen) dan tembaga (54 persen). Dengan JIEPA, ekspor komoditas primer Indonesia ke Jepang tumbuhanmakin cepat. Pada periode 2003-2007, komposisi ekspor komoditas primer Indonesia ke Jepang mencapai 74 persen, dan meningkat menjadi 77 persen pada 2008-2012. Peningkatan ekspor komoditas primer memang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, kerjasama JIEPA yang dilakukan tanpa strategi dan target yang jelas untuk mendorong industrialisasi di Indonesia akhirnya hanya mempercepat eksploitasi berbagai sumber daya alam. Indonesia semestinya mampu menyiapkan strategi dan kebijakan untuk mendorong Jepang membangun industri hulu di Indonesia sehingga memberikan manfaat ekonomi yang besar baik dari sisi nilai tambah, penciptaan lapangan kerja, maupun terbangunnya industri hulu.
ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan dimulai pada tahun 2015. Jadwal implementasi ini dipercepat dari rencana semula tahun 2020. Sesuai cetak biru, Masyarakat Ekonomi ASEAN ditujukan untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara sebagai pasar tunggal (single regional market) dan kesatuan basis produksi yang terintegrasi (regional production base). MEA akan membawa pada liberalisasi ekonomi yang semakin luas di ASEAN, ditandai dengan peredaran secara bebas tanpa hambatan baik barang, jasa, modal maupun tenaga kerja. Kesepakatan tersebut tentunya akan membuat tatanan ekonomi baru di ASEAN dan akan membuka berbagai peluang untuk memperoleh manfaat. Namun disisi sebaliknya juga berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi ekonomi Indonesia.
Pertanyaannya, apakah Indonesia akan diuntungkan atau semakin dirugikan dengan kesepakatan dalam MEA? Mengapa menguntungkan dan faktor apa saja yang menyebabkan Indonesia berpeluang mendapat keuntungan? Apa dampak negatifnya dan bagaimana strategi untuk meminimalkan dampak negatifnya? Tentunya hal ini penting untuk dijawab sebelum Indonesia membuat berbagai kesepakatan liberalisasi ekonomi yang sampai saat ini bahkan jauh lebih agresif dibanding negara-negara lain. Data menunjukkan paska liberalisasi ASEAN dalam AFTA, ASEAN dengan China, maupun kerjasama bilateral lainnya, Indonesia mengalami banyak kerugian. Dalam kesepakatan ASEAN China FTA dan bilateral dengan Jepang misalnya, produk impor dari kedua negara tersebut segera membanjiri pasar Indonesia sehingga terjadi pelebaran defisit neraca perdagangan. Seharusnya hal tersebut dapat menjadi pengalaman berharga bagi Indonesia dalam berbagai kesepakatan liberalisasi ekonomi, termasuk MEA.
Pemerintah telah menyatakan bahwa Indonesia sudah 82 persen siap menghadapi MEA. Namun, klaim persentase kesiapan tersebut ternyata hanya sebatas check list sejauh mana Indonesia telah menjalankan kesepakatan-kesepakatanMEA. Padahal untuk memenangkan persaingan di ASEAN yang makin kompetitif semestinya pemerintah menyiapkan strategi komprehensif yang menjadi agenda bersama antara pemerintah (Pusat dan Daerah) dengan dunia usaha. Negara ASEAN lain, Thailand misalnya, telah mempersiapkan strategi komprehensif untuk meraih peluang saat ASEAN menjadi basis pasar dan produksi. Namun, sampai saat ini persiapan Indonesia masih minimal. Sosialisasi dilakukan tetapi baru sekadar“apa itu MEA”, bukan tentang “strategi bersama menghadapi MEA”.
Implementasi MEA memang bukan liberalisasi ekonomi yang pertama di kawasan ASEAN. Setelah tahun 1992 ASEAN sepakat melakukan AFTA (Asean Free Trade Agreement ), ASEAN juga membuat berbagai kesepakatan dengan negara lain seperti India, Jepang dan Korea. Indonesia pun banyak melakukan liberalisasi ekonomi secara bilateral misal dengan Jepang atau Australia dan New Zealand. Meskipun implementasi MEA sebenarnya implementasi liberalisasi di tengah lingkungan ekonomi ASEAN dan ekonomi Indonesia yang sudah cukup liberal, namun CORE berkeyakinan bahwa implementasi MEA justru sangat penting bagi Indonesia sebagai momentum untuk menata ulang berbagai kesepakatan liberalisasi ekonomi yang telah disepakati, agar potensi manfaat yang diperoleh maksimal dan potensi kerugian yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Dari kajian awal ini CORE berkesimpulan paling tidak ada empat isu penting yang perlu kerja keras untuk segera diantisipasi:
Pertama,implementasi MEA berpotensi menjadikan Indonesia sekadar pemasok energi dan bahan baku bagi industrialisasi di kawasan ASEAN, sehingga manfaat yang diperoleh dari kekayaan sumber daya alam minimal, tetapi beban defisit neraca perdagangan barang Indonesia yang saat ini paling besar diantara negara-negara ASEAN semakin bertambah. Salah satu yang harus dilakukan Indonesia adalah menyusun strategi industri, perdagangan dan investasi secara terintegrasi, paling tidak dalam konteks kerjasama MEA.
Kedua,implementasi MEA akan semakin melebarkan defisit neraca perdagangan jasa seiring peningkatan perdagangan barang. Indonesia harus segera mengimplementasikan rencana untuk membangun dan mendukung industri transportasi yang menjadi sumber defisit terbesar. Langkah lainnya, menetapkan sektor pariwisata sebagai prioritas dengan menyusun strategi dan kebijakan baru, karena selama ini pariwisata telah menjadi penyumbang surplus dalam neraca perdagangan jasa.
Ketiga,implementasi MEA akan membebaskan aliran tenaga kerja sehingga Indonesia harus mengantisipasi dengan menyiapkan strategi karena potensi membanjirnya TKA akan berdampak pada naiknya remitansi TKA yang saat ini pertumbuhannya lebih tinggi daripada peningkatan remitansi TKI, akibatnya berpotensi menjadi tambahan beban bagi Indonesia dalam menjaga neraca transaksi berjalan dan mengatasi masalah pengangguran.

Keempat, implementasi MEA akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dari dalam dan luar ASEAN. Indonesia harus bergegas menyiapkan strategi dan kebijakan yang dapat memberi insentif bagi partner ekonominya untuk ikut membangun industri hulu pengolah sumber daya alam, sehingga manfaat ekonomi dari investasi lebih besar, baik dari sisi nilai tambah, penciptaan lapangan kerja maupun terbangunnya industri hulu. Tidak ada pilihan bagi Indonesia kecuali segera menyusun rencana strategi, serta mensosialisasikan dan meng-implementasikan bersama dengan pelaku usaha. Tidak banyak waktu tersisa, hanya tinggal setahun lagi! Kita harus bergegas dengan cerdas.
I. Peran Indonesia di ASEAN: Posisi Tawar yang Terabaikan Indonesia adalah the ASEAN giant yang lupa pada kekuatan yang dimilikinya, sehingga belum mampu memanfaatkan posisi tawarnya yang sangat besar untuk kepentingan nasional. Jika dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia merupakan penyumbang terbesar (lebih dari sepertiga) PDB ASEAN yang mencapai1,2 triliun US$ (PPP). Dari jumlah populasi ASEAN (600 juta orang), Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar, yang pada tahun 2013 diperkirakan mencapai 250 juta. Sekitar 60persen di antaranya adalah kelas menengah dengan pertumbuhan relatif tinggi. Selain potensi sumber daya manusia, ekonomi Indonesia juga didukung oleh sumber daya alam yang kaya dan beragam, serta wilayah yang sangat luas baik wilayah daratan maupun lautan. Berbagai faktor tersebut semestinya dapat dijadikan sebagai modal untuk meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam berbagai kerjasama ekonomi.
Demikian juga dalam kerjasama MEA, seharusnya Indonesia dapat memanfaatkan posisi tawarnya untuk mendapatkan keuntungan maksimal saat ASEAN dijadikan sebagai pasar yang terintegrasi dan basis produksi yang kompetitif. Namun ada keraguan besar Indonesia akan dapat mewujudkan hal tersebut. Untuk kasus industri otomotif misalnya, Malaysia mampu membuat kesepakatan dengan industri otomotif Jepang, sehingga produk otomotif Jepang boleh masuk ke pasar Malaysia, tetapi dengan syarat menggunakan merek nasional Malaysia dan perencanaan jelas untuk pengalihan teknologi. Dengan kesepakatan kerjasama dan strategi industrialisasi yang jelas, akhirnya Malaysia mampu membangun industri otomotif nasional dan bahkan dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Sedangkan Indonesia, meskipun posisi tawar lebih besar dibanding Malaysia, baik dari potensi pasar maupun faktor produksi, hingga saat ini Indonesia belum juga memiliki industri otomotif nasional. Di sektor jasa perbankan, Indonesia juga belum mampu memanfaatkan daya tarik pasar domestik dengan kebijakan yang dapat menguntungkan kepentingan nasional.
Indonesia telah membuka kepemilikan asing di bank lokal hingga 99 persen, aturan pembukaan cabang dan ATM tidak terbatas, serta segmen pasar bank asing yang tidak dibatasi. Sementara Singapura yang memiliki sektor jasa keuangan dan perbankan yang jauh lebih kompetitif tetap membatasi kepemilikan asing di bank lokal maksimal hanya 20 persen, ijin operasional diberikan berjenjang dan pembukaan cabang dan ATM sangat terbatas. Demikian juga Malaysia dan Thailand yang memiliki kebijakan jelas dalam mendukung daya saing sektor perbankan dalam memanfaatkan pasar domestiknya.
Lemahnya posisi tawar Indonesia terutama disebabkan oleh tidak adanya strategi dan kebijakan industri yang komprehensif yang akan menjadi referensi bagi pemerintah. Bila ada acuan yang jelas maka pada setiap perundingan kerjasama ekonomi baik regional seperti MEA, kerjasama global seperti WTO maupun kerjasama-kerjasama bilateral, Indonesia akan memiliki langkah yang jelas dan konsisten. Strategi dan kebijakan industrialisasi nasional ini pula yang kemudian akan menjadi acuan bagi kesepakatan pemangkasan tarif bea masuk, membuka atau membatasi impor suatu produk, termasuk mempercepat atau menunda liberalisasi sektor tertentu.
II. Pengalaman Pahit Kerjasama Perdagangan Bebas (Free Trade)
Indonesia merupakan salah satu negara yang paling agresif dalam menjalin kesepakatan perdagangan bebas baik di tingkat global, regional maupun bilateral. Untuk kawasan ASEAN, telah dimulai dari liberalisasi perdagangan di kawasan ini yakni dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Tahun 1995, Indonesia bergabung dengan WTO yang kemudian mendorong Indonesia mengalami penurunan tarif impor secara persisten. Setelah krisis, kerjasama ekonomi dan perdagangan secara bilateral dan multilateral juga terus bergulir seperti dengan Jepang tahun 2008 dalam payung Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement (JIEPA). Indonesia juga turut meratifikasi kerjasama negara-negara ASEAN dengan Australia-New Zealand melalui ASEAN-Australia New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) di tahun 2009, dan selanjutnya juga ikut meratifikasi kesepakatan perdagangan negara-negara ASEAN dengan China melalui ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang diimplementasikan pada 2010 lalu. Berbagai kesepakatan perdagangan bebas tersebut telah mengakibatkan rata-rata tarif impor Indonesia menjadi sangat. Tarif bea masuk Indonesia bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain seperti Brazil, China, India dan Rusia. Dalam setiap FTA, Pemerintah selalu optimis, Indonesia siap dan yakin akan mendapatkan banyak keuntungan. Namun sayang, paska implementasi berbagai liberalisasi perdagangan tersebut sejumlah indikator justru menunjukkan kecenderungan sebaliknya.
Saya memandang bahwa dalam menghadapi MEA 2015, kita tidak bisa terus mengandalkan hasil-hasil dari SDA. Selain karena jumlahnya yang semakin terbatas, juga dikarenakan ketidakmampuan kita untuk mengolahnya dengan maksimal sebelum dapat diekspor ke pasar internasional. Industri manufaktur kita pun harus mulai diseriusi dan diperhatikan oleh pemerintah. Industri manufaktur akan mendorong pemanfaatan bahan mentah kita.
Impor China di Indonesia masih 9 persen, maka pada tahun 2012 porsinya mencapai 15 persen dari total impor Indonesia. Ke depan, defisit transaksi perdagangan dengan China diperkirakan masih akan terus berlanjut mengingat proses penurunan tarif masih akan terus berlanjut baik dalam tingkat tarif bea masuk maupun pada cakupannya. Dalam ACFTA komposisi ekspor Indonesia ke China pun didominasi oleh barang mentah. Sementara China telah mendapatkan manfaat besar dengan menjadikan Indonesia sebagai sumber bahan baku bagi industrinya. Bahkan untuk sejumlah SDA, China sangat bergantung pada impor dari Indonesia seperti batubara muda atau lignite (90 persen), biji aluminium (67 persen), nikel (60 persen), dan miyak sawit (45 persen) dan batu bara (24 persen). Di sisi impor, ACFTA juga telah memperlemah daya saing industri domestik dan memperkuat daya saing industri China. Membanjirnya produk-produk impor dari China dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan produk-produk domestik membuat daya saing industri nasional semakin lemah. Dengan fakta-fakta di atas, semakin jelas bahwa Indonesia perlu melakukan evaluasi dan koreksi atas berbagai kesepakatan kerjasama liberalisasi ekonomi. Telah banyak bukti pengalaman pahit yang dialami Indonesia dari berbagai kesepakatan perdagangan bebas akibat absennya strategi.
Padahal saat ini Indonesia telah menyepakati banyak kerjasama liberalisasi ekonomi, baik yang sudah berjalan maupun yang akan segera diimplementasikan. Model kerjasama ekonomi yang disepakati pun tidak hanya kerjasama perdagangan bebas (Free Trade Agreement), tetapi sudah banyak juga kesepakatan kerjasama ekonomi yang lebih luas (Comprehensive Economics Partnership Agreement) yang selain mencakup perdagangan bebas juga liberalisasi investasi, industri, serta ekonomi secara luas termasuk tenaga kerja. MEA ternyata Indonesia belum memiliki strategi dan kebijakan komprehensif yang menjadi agenda bersama antara Pemerintah dan Pengusaha sebagaimana yang dimiliki negara-negara tetangga. Padahal agenda bersama inilah yang seharusnya menjadi materi utama dalam kegiatan sosialisasi baik dengan pengusaha, maupun antar lembaga Pemerintah dan antara Pusat dan Daerah. Tanpa adanya strategi, sosialisasi MEA yang telah dilakukan pemerintah akhirnya hanya
terbatas pada “apa itu MEA”, belum pada sosialisasi “apa yang harus dilakukan untuk memenangi MEA”.
Sosialisasi “apa itu MEA” yang telah dilakukan oleh Pemerintah pun ternyata masih sangat minimal. Sebagai gambaran, sosialisasi pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, yang hanya berupa pengenalan MEA, hingga saat ini baru dilakukan pada sekitar separuh dari sebanyak 410 kabupaten dan 98 kota yang ada di Indonesia. Hal ini berbeda dengan persiapan yang dilakukan oleh negara lain. Sebagai contoh di Thailand, Pemerintahnya melalui the National Economic and Social Development Council telah melakukan persiapan secara komprehensif dan menyiapkan delapan strategi khusus untuk menghadapi MEA untuk rentang waktu tiga tahun (2012-2015). MEA ditetapkan sebagai prioritas utama dan menjadi kebijakan populis yang melibatkan berbagai institusi pemerintah dan kalangan pengusaha. Pemerintah bahkan menyediakan dana besar untuk mendukung kegiatan-kegiatan terkait persiapan menghadapi MEA. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Thailand di sektor peternakan adalah peningkatan kualitas manajemen budidaya ternak dan melakukan ekspansi investasi ke negara tetangga seperti Myanmar. Pemerintah Thailand mengupayakan pengelolaan peternakan dan pengolahan daging sapi dengan berorientasi pada kebutuhan dan selera pasar. Misalnya, sistem pemotongan daging yang memisahkan bagian-bagian tubuh/daging ternak agar dapat didistribusikan dan dijual kepada konsumen sesuai dengan selera konsumen terhadap jenis daging/bagian tubuh ternak tertentu.
Seperti uraian di atas, pelaksanaan integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara sebagai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi yang terintegrasi akan memberikan berbagai peluang dan ancaman. Berkaca dari pengalaman berbagai liberalisasi ekonomi sebelumnya, terbukti bahwa Indonesia selalu memperoleh manfaat yang minimal dan mendapatkan resiko kerugian ekonomi yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam menghadapi pelaksanaan MEA 2015 yang sudah sangat dekat ini Indonesia harus segera menyiapkan strategi agar kesepakatan MEA tersebut menguntungkan secara nasional. Strategi yang disusun haruslah melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik pengusaha maupun masyarakat secara umum. Sosialisasi yang diperlukan bukan lagi terbatas pada masalah apa itu MEA, akan tetapi sudah harus mencakup strategi bersama bagaimana memenangkan persaingan dalam berbagai aspek di kawasan ASEAN. Indonesia yang merupakan negara terbesar di ASEAN semestinya mempunyai posisi tawar yang lebih tinggi dibandingkan negara lain. Tingginya posisi tawar tersebut semestinya dapat dijadikan modal yang memadai untuk menyusun strategi yang komprehensif yang dapat menguntungkan secara nasional. Tidak banyak waktu yang tersisa, kita mesti bergegas dengan cerdas.

Syi’ar Islam ….

Hidup bukan hanya untuk sekedar hidup, hidup harus bermakna ibarat pelangi hidup harus berwarna. Dua tahun sudah aku menuntut ilmu di tanah Toar Lumimuut atau biasa dikenal dengan tanah Minahasa. Selama ini aku menuntut ilmu di kampus tercinta Universitas Negeri Manado, tepatnya di Fakultas Ekonomi. Ilmu Manajemen menjadi jurusan pilihanku. Entah kenapa aku bisa kuliah sampai ke bagian utara Sulawesi, padahal di tanah kelahiranku sendiri juga punya Universitas Tadulako yang tak kalah bagus dengan universitas di sini. Hmm.. cerita nya lumayan panjang, tapi intinya aku kuliah disini karena mendapat bantuan beasiswa bidik misi yang di rekomendasikan dari sekolah .
Dua tahun rasanya bukan waktu yang singkat, terhitung 4 semester sampai saat ini. Kira-kira setengah perjalanan sudah aku tempuh, dan 4 semester lagi akan menjadi petualangan selanjunya. Perjalanan hidup yang aku jalani selama 2 tahun terakhir, tidaklah mudah. Bertahan hidup dikampung orang, tanpa ada keluarga satupun. Pahit manis kehidupan menjadi santapanku bahkan Penderitaan bukan hal yang baru lagi dalam album kehidupanku, ujian dan cobaan sudah biasa dihadapi, Sedih dan senang terus berputar seperti lingkaran. Namun, Itulah yang namanya hidup selalu di penuhi warna. Andaikan sedih adalah hujan dan senang adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk menghadirkan pelangi.
Berbuat sesuatu yang berguna bagi kehidupan itu sudah selayaknya kita sebagai manusia. Salah satu nya Syi’ar. Mungkin kalian sering mendengar kata itu, namun apakah Syi’ar itu? Syi’ar memang sudah umum didengar tapi sampai saat ini pun aku juga masih bingung memberikan persepsi yang pas untuk menerjemahkan kata Syi’ar itu. Jika dilihat secara umum kata syi’ar itu sendiri memiliki arti yang luas diantaranya menyampaikan, menyebarkan, ataupun memberikan informasi atau pengetahuan kepada masyarakat. Sebagai umat islam Syi’ar tidak lepas dari kata Dakwah. Keduanya nyaris memiliki makna dan arti yang sama, jadi bagi kita umat muslim syi’ar sangat penting dalam melaksanakan dakwah. Ingatlah bahwa dakwah itu bukan hak seorang muslim, tapi merupakan KEWAJIBAN kita. Setiap kita punya tugas untuk mensyiarkan cahaya Islam kepada siapapun juga, dimanapun kita berada dan siapapun teman-teman kita.
Setiap Lembaga pasti melakukan syi’ar itu. Terlebih khususnya lembaga dakwah, sejak awal kuliah saya sudah tergabung di salah satu lembaga dakwah (BTM FEKON) yang ada di kampus. lembaga dakwah pun memiliki berbagai macam nama, tetapi biasa nya memiliki tujuan yang sama yaitu dakwah. Setiap lembaga tersebut pasti memiliki cara dan strategi untuk menjaga eksistensi lembaganya. Nah, salah satu cara untuk menunjukkan eksistensi itu sendiri adalah dengan Syi’ar. Dapat dikatakan bahwa syi’ar adalah pondasi utama atas keberadaan suatu lembaga dakwah di mata masyarakat kampus.
Kemudian, apakah hubungan syi’ar dengan eksistensi lembaga?? Tentulah sangat banyak. Eksistensi itu sangat erat kaitannya dengan terlaksananya kegiatan-kegiatan yang dapat dirasakan oleh orang lain. Keberadaan suatu lembaga dari manfaat-manfaat kegiatan yang dirasakan setiap orang, akan secara otomatis menjadikan lembaga itu tetap eksis. Dan selalu ingat bahwa target dari syi’ar adalah orang banyak, mereka yang akan kita sentuh dengan nilai-nilai islam. Lembaga dakwah dapat tenggelam, vacuum ataupun tertutup mungkin hanya menerapkan syi’ar dari kita dan untuk kita saja atau hanya dalam lingkup keluarga lembaga itu sendiri. Atau dikarenakan lembaga dakwah tersebut belum memiliki pilar yang jelas dalam melakukan syi’ar islam. Nah,
Berikut pilar yang sebaiknya dimiliki oleh lembaga dakwah (Ryan alfian:2009):

1. Syiar Multimedia (Media Informasi di BTM FEKON)

Syiar multimedia merupakan kegiatan syiar yang dilaksanakan dalam rangka membangun paradigma serta brand positif objek dakwah. Media yang biasa digunakan adalah media cetak dan media maya. Media cetak biasanya berupa bulletin atau tempelan pada papan pengumuman yang berada ditempat strategis, yaitu tempat dimana sering dilewati objek dakwah. Media dibuat semenarik mungkin dan “eye catching” sehingga mau tidak mau bagi mereka yang melewati media ini pasti akan melihatnya terlebih dahulu karena menarik. Media yang ditempel hendaknya bervariasi dari waktu kewaktu sehingga mereka yang lewat di tempat itu tidak bosan melihat media kita. Dan diharapkan dengan seringnya kebiasaan mereka melihat media yang dibuat maka pesan-pesan yang ingin disampaikan akan tersampaikan dengan baik dan citra Lembaga akan menjadi lebih baik dan dikenal luas oleh objek dakwah.

Begitu pula dengan media maya, pengoptimalan fungsi facebook, twitter, friendster, flixster, website dan lainnya akan membantu kegiatan syiar kita juga untuk orang zaman modern saat ini.

2. Humas Internal Kampus (Humas di BTM FEKON)

Syiar yang dilakukan harus mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus. Untuk itu media tidaklah cukup memegang tantangan tersebut. Perlu ada sebuah fungsi tambahan lagi agar seluruh elemen kampus tersentuh oleh syiar. Maka dari itu lahirlah hubungan masyarakat internal kampus (HIK) untuk menjawab tantangan ini. Elemen internal kampus terdiri dari Rektorat, Karyawan, Unit Tata Usaha, Unit Kegiatan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa, Keluarga Mahasiswa, dan lain-lain. HIK berfungsi untuk melakukan menjalin hubungan baik terhadap elemen internal kampus tersebut. Dengan adanya hubungan yang baik, maka akan timbul respect dan trust antara keduanya. Dari sanalah mulai kita pengaruhi/tawarkan nilai-nilai islam kepada mereka. Dengan demikian, bukanlah sebuah euphoria bahwa syiar mampu mengakar kedalam seluruh elemen-elemen kampus.

3. Kajian/Ta’lim

Ta’lim dan kajian merupakan kegiatan syiar berbasis kegiatan/event yang dilakukan dalam rangka membentuk kerangka berpikir yang benar tentang Islam. Kegiatan Ta’lim dan kajian sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan momentum yang tepat. Ketepatan momentum yang diambil akan menentukan keberhasilan kajian atau ta’lim karena orang-orang cenderung tertarik kepada hal yang baru dan yang hangat. Ketika momentum pemilu tiba, maka saya pikir tema “Islam Menjawab Tantangan Politik” merupakan tema yang tepat untuk diangkat dalam syiar kajian. Begitu pula dengan momentum lainnya. Adapun ketika momentum “Valentine’s Day” tiba, maka ta’lim yang bertemakan “Cinta dalam Islam” merupakan tema yang cocok pula untuk diangkat. Kekuatan kajian dan ta’lim akan lebih kuat lagi ketika diisi oleh pembicara yang memiliki kompetensi dalam bidangnya dan tempat yang sejuk dan nyaman. Satu lagi yang penting adalah materi ta’lim atau kajian harus disesuaikan dengan pesertanya, jangan terlalu ringan ataupun terlalu berat.

4. Penelitian Dan Pengembangan (Litbang) (Bidang I di BTM FEKON)

Rhenald Kasali mengatakan dalam bukunya, Recode Your Change DNA, bahwa “organisasi yang tidak berubah, maka ia akan tergilas oleh tantangan zaman.” Setiap organisasi punya umur hidupnya masing-masing bergantung sampai mana kekuatan mereka untuk bertahan menghadapi tantangan zaman. Begitu pula dengan Lembaga Dakwahh. Adanya globalisasi dan masuknya budaya barat telah mengintervensi pemikiran-pemikiran pemuda Islam menjadi jauh dari agamanya. Syiar berfungsi meng-counter hal tersebut. Namun kegiatan syiar yang tidak diimbangi dengan penelitian dan pengembangan akan menyebabkan ketidakefektifan dan keefesienan dari kegiatan tersebut. Bisa jadi kegiatan syiar beberapa tahun lalu tidak akan efektif lagi dilakukan kembali saat ini karena tantangan zaman telah berubah. Untuk itulah, kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) itu menjadi hal yang sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kualitas kegiatan syiar kita agar dapat mengimbangi intervensi-intervensi pemikiran yang terus berkembang pula saat ini.

5. Pelayanan dan Pengawalan Mahasiswa Baru (Pengawalan PROBINAS)

Mahasiswa Baru merupakan sasaran “empuk” kegiatan syiar. Mengapa demikian? Karena pikiran mereka yang masih bersih, belum terkotori oleh ideologi manapun yang ada dikampus. Untuk itu seharusnya Lembaga harus berada di barisan depan dalam melaksanakan kegiatan syiar untuk menanamkan paradigma pikiran yang baik tentang islam pada mereka. Acara penyambutan syiar yang baik akan sangat berkesan bagi mereka, sehingga mereka akan mulai memupuk respek dan kepercayaan mereka pada Lembaga dakwah tersebut. Maka bukan tidak mungkin, mereka akan berbondong-bondong mendaftarkan dirinya untuk dapat aktif didalam organisasi itu karena mereka merasa nyaman atas pelayanannya.

6. Kepanitiaan

Satu lagi pilar penting adalah kepanitiaan. Kegiatan kepanitiaan menjadi penting karena dari kegiatan-kegiatan kepanitiaan inilah eksistensi dari Lembaga menjadi terlihat oleh objek dakwah. Dengan adanya eksistensi Gamais maka hal itu pulalah yang membuat objek dakwah kita tahu bahwa sebenarnya kita ada. Selain itu, kepanitiaan menjadi sarana yang baik pula untuk mengasah soft skill para kader Lembaga untuk memanajemen sebuah kegiatan. Kelebihan lainnya adalah kepanitiaan juga dapat menjadi daya tarik objek dakwah kita untuk berpartisipasi bersama kita. Dengan demikian objek dakwah pun mampu menjadi subjek dakwah juga.

Belajar untuk memperbaiki dan membangun semangat di internal syiar itu sendiri. Karena jika internal kita sudah solid secara struktural, konsepan dan pengelolaan insyaallah syiar islam yang mengakar dalam semua elemen kampus itu bukan hanya mimpi…..

Salam Ukhuwah!!

Perjuanganku Untuk Indonesiaku

Bruk, brak, brik, brokk …… 😀 (suara lagi bongkar2 buku) daripada gak ada kerjaan mending bongkar-bongkar buku jadul saja, begitulah yang muncul di pikiran ku malam itu. Pandangan saya tertuju pada satu buku kecil yang bersampul biru. Buku yang sudah saya simpan sejak SMA itu ternyata masih utuh. Setelah melihat-lihat isi buku itu, saya tertarik pada satu tulisan yang bertajuk “Perjuanganku Untuk Indonesiaku”. Berpikir sejenak ,, emangnya perjuanganku apa…? kayaknya saya bukan seorang pejuang. Hahahahaa 😀 gak lucu kali yah, emang kamu bukan pejuang (mungkin itu kata kalian). Kebetulan, hari ini adalah hari peristiwa bersejarah bagi Indonesia. Yang mana, tanggal 9 Juli 2014 ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pesta Demokrasi. Peristiwa yang akan menentukan siapa pemimpin bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan. Siapa yang akan menentukan nasib bangsa Indonesia, siapa yang akan meneruskan perjuangan para pemimpin-pemimpin terdahulu. Nah, karena keterkaitan dari judul tulisan itu dengan hari yang bersejarah ini, makanya tidak ada salah nya dan mungkin lebih benar jika saya ingin menempelkan tulisan ini ke blog saya. Bagi saya, cerita konyol ini memiliki keunikan dan sejarah tersendiri bagi saya. Dengan menuliskan cerita ini, mungkin saya bisa bernostalgia dan mengenang masa-masa atau kenangan yang terjadi pada saat itu. Nah, Sahabat makanya izinkanlah malam ini saya mau berbagi cerita yang agak lucu dan mungkin tidak berbobot bagi sahabat-sahabatku ini. Yah, wajar saja, cerita ini saya tulis sekitar 3 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2012. Saat itu usia saya masih seumur jagung, dan untuk membuat sebuah tulisan yang berkualitas rasanya belum pantas pada saat itu. Mungkin tidak ada manfaat dan gunanya bagi kalian, sekalipun itu ada. Yaah, Alhamdulillah sesuatu… ! kata “Syahrini” 
Cerita ini saya tulis, pada saat perkemahan pramuka temu penegak se-Kab. Parigi Moutong di Sulawesi tengah. Saya adalah perwakilan dari sangga putra Gudep SMKN 1 Parigi. Hemptt, Tak usah berbasa-basi lah, langsung saja keceritanya.
“Perjuanganku Untuk Indonesiaku”
Hari kamis ini, hari yang berbeda dengan hari-hari lainnya. Pada hari ini, disaat teman-teman lain sedang melakukan aktifitas untuk mengisi hari libur imlek, kami semua malah sibuk mempersiapkan diri untuk berangkat ke bumi perkemahan tepatnya di dusun Gangga.
Setiba di bumi perkemahan kami langsung mendirikan tenda bersama-sama, sebagai tempat berteduh kami selama tiga hari kedepan. Setelah tenda berdiri kami pun diberi waktu untuk beristirahat sejenak agar kami tidak kelelahan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya.
Tepat pukul setengan dua, kami segera bergegas menggunakan seragam Pramuka untuk melaksanakan kegiatan awal dari perekemahan ini yaitu Upacara pembukaan Temu Penegak Se-Kabupaten Parigi Moutong. Sebelum upacara pembukaan dimulai, seluruh peserta melaksanakan gladi kotor terlebih dahulu. Dan setelah upacara pembukaan selesai, kami semua segera mandi untuk mempersiapkan sholat maghrib karena waktu telah menunjukkan setengan enam.
Malampun telah tiba, malam pertama di bumi perkemahan. Malam yang penuh kebahagiaan dan keceriaan, serunya bersama teman-teman di dalam tenda sambil melantunkan lagu-lagu indah. Pengalaman yang sangat berharga, yang jarang kami lakukan di hari-hari lain. Di tengah gemerlapnya bumi, dibawah langit yang dihiasi bintang-bintang indah. Kami bersenda guaru bersama Kak’Deni, kakak yang berwatak lucu dan menggemaskan. Rasanya mulut kami tak akan pernah tertutup jika terus bersamanya. Malam yang menyenangkan, penuh canda dan tawa. Namun, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam yang menandakan malam semakin larut maka selesai sudah pertemuan kita bersama Kak’Deni, dan kami pun bersiap-siap kembali ke tenda masing-masing untuk istirahat menuju ke pulau kapuk (tidur).
Matahari telah memancarkan sinarnya, yang menandakan pagi telah tiba. Kami pun bergegas mandi dan dilanjutkan dengan sarapan pagi. Lomba pertama yang akan diadakan yaitu Senam Pramuka. Gudep kami mengutus 6 orang untuk mengikuti lomba tersebut dan ternyat hanya 3 gudep saja yang mengikuti lomba. Selesai lomba kami bersiap-siap untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya yaitu operasi semut (mebersihkan bumper). Lelah kami rasakan setelah membersihkan luasnya areal perkemahan dan mengambil kayu api unggun. Kami pun beristirahat dan mandi untuk melaksankan sholat jum’at bagi kaum adam. Selesai pelaksanaan sholat jum’at, seluruh peserta mendapat penyuluhan tentang NAPZA (Narkotikta, Psikotropika, dan Zat adiktif) oleh pihak kepolisian dan BNK Kabupaten Parigi Moutong. Walaupun sedikit mengantuk mendengarkan penyuluhan, kami tetap semangat dengan lawakkan gokil dari salah satu pihak kepolisian yang selalu membuat kami tertawa dengan cerita-cerita kocaknya. Setelah penyuluhan selesai, panitia memberikan kesempatan kepada kami untuk berdiskusi dan memberikan pertanyaan.
Dimalamnya kami mengikuti berbagai lomba, diantaranya Lomba Vocal Grup, Pidato bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Bumi perkemahan semakin ramai dengan datangnya warga sekitar dusun gangga yang turut menyaksikan berbagai penampilan peserta lomba Vocal grup dan pidato.
Hari ini adalah hari sabtu, yang merupakan hari yang kami tunggu-tunggu dari perkemahan ini. Sebab malam nanti akan diadakan pembakaran api unggun yang selalu kami nanti-nantikan. Aktivitas atau kegiatan awal di pagi ini, kami melakukan senam bersama yang diikuti oleh seluruh peserta. Sesudah senam, kami kembali ke tenda masing-masing untuk bersiap-siap mengikuti kegiatan outbond siang nanti.
Tidak terasa malam ini adalah malam terakhir kita di bumi perkemahan ini, karena besok kami akan berpisah kembali ke rumah masing-masing. Dingin, panas, lelah, bahagia, suka duka, susah maupun senang. Semuanya kami rasakan di perkemahan ini. Entah kenapa dalam waktu tiga hari ini, karakterku mulai tebentuk, jiwa nasionalisku mulai muncul serta kepedulian dan rasa cinta tanah airku mulai membara. Kegiatan yang sangat bermanfaat ini memberikan pengalaman yang berharga yang susah untuk dilupakan. Perjuangan yang sangat berat kami rasakan, namun semua perjuangan itu hanya aku tujukan pada satu objek yaitu INDONESIA-KU, insyAllah semuanya akan berguna bagi Indonesiaku di masa depan nanti. Amin
Selesai …
Sahabat, itulah cerita konyol yang ditulis anak seumur jagung, yang mulai sejak itu jiwa nasionalisnya terhadap tanah air mulai muncul. Semuanya itu berkat organisasi yang dikutinya, yaitu Pramuka. Organisasi yang dinilai orang banyak tidak memiliki manfaat, katanya perkemahan hanya sebagai ajang pertemuan antara kaum adam dan hawa, yang memunculkan isu-isu miring terhadap Pramuka. Padaha hanya karena tindakan salah satu oknum saja, sehingga bisa merusak nama Pramuka itu sendiri. Melalui tulisan ini, saya memperingatkan kepada sahabat-sahabat bahwa Pramuka tidak seperti apa yang orang-orang katakan. Bergabunglah maka kalian akan mengerti sendiri apa manfaat terbesar Pramuka yang diberikan kepada kepada anggota-anggotanya. Perubahan karakter yang sangat drastis, saya rasakan ketika mulai serius bergabung serta mulai memahami dan mengamalkan dasa dharma Pramuka. Ingat, saatnya Indonesia bangkit seperti kata salah satu Pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Bagi saya Indonesia akan bangkit dari permukaan dan berkiprah di dunia Internasional, jika bangsa Indonesia memiliki karakter dan jiwa nasionalis yang tinggi. Memiliki masyarakat yang bermartabat, berpendidikan, inovatif dan kreatif dalam segala hal. Harapan saya, siapapun pemimpin kita yang terpilih untuk 5 tahun ke depan, Indonesia harus tetap bangkit, harus selalu bersatu, rukun dan damai dengan menjaga keberagaman suku, ras dan agama. Dan yang paling penting bagi saya adalah utamakan pendidikan karakter bagi generasi-generasi penerus khsusunya seperti pendidikan kepramukaan. Karena jika bangsa kita memiliki karakter yang baik, maka kita akan memperoleh kunci keberhasilan untuk Indonesia tercinta. Amiin

Motivasi Anak BTM

Sudah tradisi bagi anak-anak BTM, setiap melaksanakan kegiatan Leadershiep Management Training atau kita kenal dengan Latihan dasar kepemimpinan setiap akhir kegiatan kami melakukan game yang unik. Dimana akan dibagikan selembar kertas yang di tengahnya bertuliskan nama kita masing-masing yang sealanjutnya digilirkan ke teman-teman disamping untuk ditulis dengan berbagai macam kritik maupun saran yang dapat membangun tetapi tanpa nama orang yang menuliskan kritik atau saran tersebut. Dan pada hitungan ke-tiga kertas yang bertuliskan nama saya, digilir ke teman di sebelah kanan saya. Dan teman di kiri saya menggilirkan kertas yang bertuliskan namanya ke saya. Saatnya lah untuk menuliskan apa yang ingin kita tulis di kertas tersebeut mengenai si pemilik kertas.
Setelah permainan selesai, ada banyak keunikan, ada yang tertawa sendiri, ada yang murung, ada yang kesal, ada yang penasaran, bahkan ada yang sedikit marah. Tapi itulah permainan, mungkin ada sisi negative dan sisi positifnya. Tetapi alangkah baiknya kita mengambil sisi positifnya.
Nah, ini lah beberapa pesan-pesan di kertas ku yang selalu saya jadikan sebagai Motivasi :
– Ka’iqbal tingkatkan kerja sama BTM
– Pertahankan potensi diri
– Lebih giat lagi di organisasi BTM
– Banyak makan supaya mo gode, ingat pesan mama (manado language)
– Banyak bacarita ka, jang babadiang (manado language)
– Ridho Allah, Ridho Ortu
– Semangat k’iqbal
– Tetap semangat k’iqbal
– Semangat ya kak
– Be your self
– Lebih bertanggung jawab
– Lebih baik sholat daripada disholatkan (Nyinggung banget nihh :D)
– Never say never
– Kak’ semoga sukses
– Tingkatkan kualitas
– Ka’ikbal paling span
– Lebih sering tertawa, lebih ganteng lagi
– Gapailah prestasimu setinggi mungkin
– Keep smile, dikagumi wanita
– Langgeng ama ka’asih
– Selalu tersenyum
– Kakak ganteng jang salalu bagara neh (manado language)
– Jadi kakak yang baik lagi
– Jang talalu cuek , ka’asih orang mo ambe
– Jadilah pemimpin yang baik untuk teman saya
– Jang bekeng” manangis orang pe anak (manado language)
– Jangan diam aja ka, nanti ka asihnya di ambil orang
– Betul itu, jangan diam aja ka
Dan satu tulisan misterius yang menarik dari semuanya :
– I LOVE U CUEK
Wwkwkkwwkwk 😀 siapaa yaah ???

SEJARAH FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MANADO

Fakultas Ekonomi (FE) dalam lingkungan Universitas Negeri Manado (UNIMA) memiliki latar belakang sejarah yang berawal dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Tondano pada tahun 1955. PTPG ini sejak berdirinya membina beberapa jurusan, antara lain: Sejarah, Geografi, Hukum, Sisiologi, Antropologi dan Ekonomi sebagai embrio dari FE UNIMA sekarang. PTPG Tondano kemudian secara berturut-turut mengalami perkembangan status kelembagaan menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan  (FKIP) UNHAS Tondano dan FKIP UNSULUTTENG. Jurusan dikembangakan dalam bentuk kompartemen dengan nama dan jumlah kompartemennya untuk Jurusan Ekonomi dikembangkan sub-sub jurusan yakni: Ekonomi Umum, Ekonomi Perusahaan, dan Administrasi Perkantoran.

Pada tahun 1963 FKIP SULUTTENG berubah status menjadi IKIP Yogyakarta cabang Manado, dan membina fakultas antara lain, Fakultas Keguruan Pengetahuan Sosial (FKPS). Pada tahun 1965, IKIP Yogyakarta cabang Manado berubah status menjadi IKIP Manado dan FKPS berubah nama menjadi Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS). Jurusan-jurusan yang dibina adalah, Civics Hukum, Sejarah, Antropologi, Geografi, Ekonomi Umum, Ekonomi Perusahaan, dan Administrasi Perkantoran.

Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 051/0/1983, FKIS berubah menjadi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS), dan menetapkan Jurusan dalam lingkungan FPIPS menjadi:

  1. Jurusan Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan (PMP-Kn)
  2. Jurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU), dengan membina 4 program studi yaitu: Program Pendidikan Koperasi, Program Pendidikan Tata Niaga, Program Pendidikan Akuntansi, dan Program Administrasi Perkantoran.
  3. Jurusan Pendidikan Geografi
  4. Jurusan Pendidikan Sejarah
  5. Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum

Pada tahun 1995 berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud Nomor 0249/DIKTI/Kep/1996, Jurusan atau Program Studi yang ada mengalami perubahan yaitu;

  1. Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Program Studi Pendidikan Moral Pancasila
  2. Jurusan Pendidikan Ekonomi dengan Program Studi:
    • Pendidikan Ekonomi Koperasi
    • Pendidikan Akuntansi
    • Pendidikan Tata Niaga
    • Pendidikan Administrasi Perkantoran
  3. Pendidikan Geografi dengan Program Studi Pendidikan Geografi
  4. Pendidikan Sejarah dengan Program, Studi:
    • Pendidikan Sejarah
    • Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Pada perkembangan selanjutnya, berdasarkan keputusan Presiden RI No. 127 tahun 2000 maka IKIP Manado berubah menjadi Universitas Negeri Manado (UNIMA) dimana FPIPS diubah menjadi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 109/0/2001 tanggal 10 Juli 2001 tentang Organisasi Tata Kerja (OTK) dalam lingkungan Universitas Negeri Manado, maka FIS UNIMA dengan jurusan dan program termasuk didalamnya Program Studi Sosiologi yang telah diijinkan pembukaannya berdasarkan Surat Direktur Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, Depdiknas No. 442/D2/2002 tanggal 12 Maret 2002 sebagaimana dijelaskan dalam Bab II Sub B butir 3.

Sejalan dengan perluasan mandate diatas, FIS terus berupaya mengembangkan sayap dengan membuka Program Studi Non Kependidikan (Ilmu Murni) yang sesuai dengan kebutuhan stackholder yaitu:

  1. Program Studi Ilmu Geografi (S-1), sesuai Surat Dirjen Dikti No. 2300/D/T/2001
  2. Program Studi Ekonomi Manajemen (S-1), sesuai Surat Dirjen Dikti No. 2810/D/T/2001
  3. Program Studi Pemasaran (Diploma III), sesuai Surat Dirjen Dikti No. 1811/D/T/2001
  4. Program Studi Ilmu Hukum (S-1), sesuai Surat Dirjen Dikti No. 1783/D/T/2001

Selanjutnya atas prakarsa dosen Jurusan Ekonomi untuk membentuk tim kerja pembentukan Fakultas Ekonomi yang terdiri dari: Ketua : Drs. F.S. Kawatu, (PD I FIS UNIMA), Sekretaris : Drs. E. Rumondor, M.Si (Ketua Jurusan Ekonomi), Anggota : Drs. J. Manaroingsong M.Si (Sekretaris Jurusan Ekonomi) maka pada tanggal 27 September 2009 keluarlah SK DIRJEN DIKTI No. 2876/DT/2007, tentang PEMBUKAAN FAKULTAS EKONOMI Universitas Negeri Manado. Setelah Mengadakan Persiapan, akhirnya Fakultas Pembukaan secara resmi FEKON UNIMA dibuka / beroperasi dengan keluarnya SK Rektor UNIMA No. 2517/HK/2008 tanggal 2 Mei 2008